@article{Candra_Andayani_Wirasisya_2021, title={Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Kandungan Fenolik Total dan Flavonoid Total Pada Ekstrak Etanol Buncis (Phaseolus vulgaris L.)}, volume={16}, url={https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPM/article/view/2308}, DOI={10.29303/jpm.v16i3.2308}, abstractNote={<p>Secara empiris, buncis (<em>Phaseolus vulgaris </em>L.) digunakan sebagai fitoterapi pada pengobatan seperti meluruhkan air seni, menurunkan kadar gula dalam darah, dan menurunkan tekanan darah tinggi karena mengandung metabolit sekunder, terutama fenolik. Mutu buncis sebagai obat herbal dapat dinilai melalui keseragaman kadar bioaktif fenolik yang dipengaruhi oleh faktor bibit, lingkungan, panen, dan pengolahan pasca panen. Penelitian dengan desain <em>Post Test Only Group Design </em>ini bertujuan untuk menentukan metode ekstraksi yang baik dalam memperoleh kadar fenolik yang optimal. Sampel diperoleh dari hasil panen petani binaan di Daerah Kabupaten Lombok Timur. Metode ekstraksi yang digunakan yakni maserasi, soxhletasi, reflux, dan sonikasi menggunakan pelarut etanol 96%. Analisis kadar fenolik  dan flavonoid dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV–Vis. Data diolah secara kuantitatif dengan analisis statistik menggunakan SPSS v.16.0 <em>for windows</em>. Kandungan flavonoid dinyatakan dalam mg ekuivalen quercetin per gram berat kering (mg QE / g) sedangkan kandungan fenol dalam mg ekuivalen asam galat per gram berat kering (mg GAE / g). Ekstraksi soxhlet menghasilkan kandungan fenolik (8,02 mg GAE / g) dan flavonoid (0,71 mg QE / g) yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lain. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan ekstraksi Soxhlet untuk penelitian lebih lanjut mengenai fenolik dan flavonoid dari buncis (Phaseolus vulgaris L)</p>}, number={3}, journal={Jurnal Pijar Mipa}, author={Candra, Lalu Mulyawan Mustika and Andayani, Yayuk and Wirasisya, Dyke Gita}, year={2021}, month={Jun.}, pages={397–405} }