TEKNIK PENYUSUNAN INSTRUMEN HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) BAGI GURU-GURU SMP RAYON 7 MATARAM
Authors
I Wayan Merta , Nur Lestari , Dadi SetiadiDOI:
10.29303/jppm.v2i1.1011Published:
2019-01-23Issue:
Vol. 2 No. 1 (2019): FebruariArticles
Downloads
How to Cite
Metrics
Abstract
Kurikulum 2013 bertujuan mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Salah satu yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut guru harus memahami dan menerapkan evaluasi keterampilan berpikir tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skills). Hasil studi pendahuluan menunjukan bapak ibu guru di SMP Rayon 7 Mataram belum memahami dengan baik teknik membuat instrumen soal HOTS, padahal kebijakan terkait dengan HOTS sudah di instruksikan beberapa tahun yang lalu.. Dengan demikian guru memerlukan pengetahuan dan keterampilan tersebut untuk lebih meningkatkan kualitas evaluasi hasil pembelajaran. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada guru di SMP Rayon 7 Mataram adalah agar :Guru memahami secara komprehensif mengenai level dimensi kognitif; memiliki pemahaman yang baik berpikir tingkat tinggi; dan teknik-teknik penyusunan soal HOTS; serta terampil dalam merencanakan, melaksanakan dan menindak lanjuti hasil evalausi dengan menggunakan soal HOTS. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakatÃÂ ini adalah dalam bentuk workshop yang lebih berbasis pada praktekÃÂ langsung menyusun soal-soal HOTS yang mengacu pada dasar yuridis, studi literatur, dan analisis kebutuhan guru-guru di lingkungan SMP Rayon 7 Mataram. Data hasil pengabdian berupa pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyusun instrumen soal HOTS dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil menunjukan bahwa Sejumlah 70% guru peserta PPM memahami secara komprehensif mengenai level dimensi kognitif; Sejumlah 60% guru peserta PPM memahami dengan baik mengenai berpikir tingkat tinggi;Sejumlah 60% guru peserta PPM memiliki pemahaman yang baik tentang teknik-teknik penyusunan soal HOTS; Sejumlah 50% guru peserta PPM terampil dalam merencanakan, dan menyusunsoal HOTS. Pemahaman dan keterampilan bapak ibu guru peserta PPM menjadi lebih baik, namun demikian perlu peningkatan pemahaman dan belatih keterampilan dalam menyusun berbagai macam bentuk soal HOTS melalui kegiatanÃÂ MGMP sesuai mata pelajaran. Selain itu, pimpinan sekolah agar segera memulai melakukan pengembangan instrumen HOTS untuk semua mata pelajaran di sekolah terkait dengan mendukung secara maksimal diantaranya dengan cara memenuhi apa yang dibutuhkan bapak ibu guru untuk mengembangkan keterampilan tersebut.References
Chinedu, C.C., Kamin, Y., & Olabiyi O. S. 2015. Strategies for Improving Higher Order Thinking Skills in Teaching and Learning of Design and Technology Education. Journal of Technical Education and Training (JTET) 7(2).
Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.2017.Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. Panduan Implementasi Kecakapan Abad 21 Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Hisham, M.H.B.M, Saud, M.S.B & Kamin, Y. B. 2017. Meta-Analysis Study of Teacher Issues on Higher Order Thinking Skills in Malaysia. World Applied Sciences Journal 35(12): 2520-2523.
Heong, Y. M. , Othman, W. B., Yunos, J. B. M. dan Kiong. T. T. 2011. The Level of Marzano Higher Order Thinking Skills among Technical Education Students. International Journal of Social Science and Humanity. 1(2).
Heong, Y. M., Yunos, J. B.M. Razali Bin Hassan, R.B. 2011. The Perception of The Level of Higher Order Thinking Skills Among Technical Education Students. International Conference on Social Science and Humanity IPEDR. 5.
Jeerapattanatorn, P. 2016. Developing E-Learning for Business Education Course: Integration of Higher Order Thinking Skills. International Journal of Management and Applied Science, 2(8). 171-176.
Mendikbud. 2016. Permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: Kemendikbud
Mainali, B. P. 2012. Higher Order Thinking In Education. Academic Voices A Multidisciplinary Journal. 2(1).
Mendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Estándar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud. 2017. Panduan Penulisan Soal 2017 SMP/MTs. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemendikbud.
Retnawati, H., Djidu, H., Kartianom, Apino, E., Anazifa, R. D., 2018. Higher-Order Thinking Skills and Its Learning Strategy. Problems of Education in The 21st Century. 76(2).
Sugiyono. 2008a. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. 2008b. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RT & D. Bandung: Alfabeta.
License
Penulis yang menerbitkan Jurnal Pendidikan dan Pengembangan (JPPM) setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
- Penulis memiliki hak cipta dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike License 4.0 (Lisensi CC-BY-SA). Lisensi ini memungkinkan penulis untuk menggunakan semua artikel, kumpulan data, grafik, dan lampiran dalam aplikasi penambangan data, mesin pencari, situs web, blog, dan platform lain dengan memberikan referensi yang sesuai. Jurnal memungkinkan penulis untuk memegang hak cipta tanpa batasan dan akan mempertahankan hak penerbitan tanpa batasan.
- Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (JPPM).
- Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan (Lihat The Pengaruh Akses Terbuka).